Oleh : Veta Lidya Delimah Pasaribu. S.E., M.M.
Dosen Fakultas Ekonomi, Universitas Pamulang
Bisnis online adalah kegiatan bisnis yang dilakukan di dunia maya dengan bantuan internet. Menjalankan bisnis online memerlukan media online sebagai wahana berbisnis. Ditengah Polemik Pandemi Covid-19,rantai pasokan logistik diharapkan meminimalkan pertemuan dan kerumunan pembeli.
Menurut Chairman Supply Chain Management (SCI) Setijadi menyatakan untuk menekan penyebaran wabah Covid-19,pergerakan barang dan manusia memang harus dibatasi sekaligus dikendalikan, baik pada wilayah yang telah di tetapkan status tanggap darurat bencana maunpun yang belum.
Dengan adanya Polemik Pandemi Covid-19 ini dapat mempengaruhi tingkat pendapatan penduduk Indonesia,yang mana banyak pekerja yang sudah tidak dipekerjakan lagi oleh perusahaannnya atau para pengusaha dan para pedagang kaki lima yang sudah tidak bisa menjualkan produk nya.
Sehingga dengan adanya Polemik Pandemi Covid -19 masyarakat Indonesia berusaha menjadi kretiv dan inovatif untuk dapat menghasilkan pendapatan agar bisa bertahan hidup dengan cara menjadi pebisnis online. Maka dari pada itu muncullah bisnis-bisnis Online dengan berbagai produk, harga, promosi yang berbeda beda sebabagi contoh dengan melakukan Jasa titip satu dengan yang lainya.
Pesatnya perkembangan teknologi, maraknya penggunaan media sosial, serta sifat konsumtif masyarakat Indonesia yang relatif tinggi melatar belakangi pertumbuhan minat masyarakat melakukan bisnis Jasa titip (Jastip).
Wearesosial Hootsuite (2019) mengatakan bahwa 56 persen populasi penduduk Indonesia atau 150 juta dari 268 juta penduduk Indonesia merupakan pengguna media sosial aktif. Dari sisi konsumsi rumah tangga,Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan bahwa Produk Domestik Bruto (PDB) sektor konsumsi rumah tangga pada Triwulan III 2018 atas dasar harga konstan sebesar Rp 1.440,84 triliun atau sekitar 53,68 persen dari total PDB nasional.
Artinya, perekonomian Indonesia saat ini masih ditopang oleh konsumsi rumah tangga,bisnis Jasa Titip (Jastip) yang berkonsep personal shopper tidak mengharuskan pelaku usaha Jasa Titip (Jastip) untuk menyetok barang dalam jumlah besar dan beragam seperti layaknya online shop.
Pelaku usaha jastip hanya akan membeli barang yang diminta oleh konsumen. Beberapa jenis produk utama yang kerap menjadi sasaran konsumen pengguna layanan Jasa Titip (Jastip) antara lain kosmetik, fashion wanita, makanan kemasan, perabotan rumah tangga, pernak-pernik keramik, produk elektronik,dan lain-lain.
Negara-negara tujuan utama pelaku bisnis Jasa Titip (Jastip) dalam melakukan usahanya beragam mulai dari kawasan Asia,Amerika,hingga Eropa. Di Asia, beberapa negara tujuan utama tersebut antara lain Jepang, Korea Selatan, Singapura, dan Thailand.
Dari sisi pengguna, menunjukan bahwa 70 persen pengguna layanan Jasa Titip (Jastip) adalah wanita dan sisanya adalah pria. Masih banyak orang yang menganggap remeh bisnis online hanya karena bisnis ini dilakukan di internet. Bisnis online dianggap mudah karena hanya membutuhkan gadget dan internet dalam kegiatan operasionalnya.
Meski demikian bisnis online tidak semudah kelihatannya. Ada banyak tantangan yang perlu dihadapi. Berikut adalah 5 permasalahan dan tantangan yang sering dihadapi bisnis online yaitu, Kompetitor adalah tantangan pertama dalam bisnis, apapun jenisnya adalah kompetitor.
Kita ambil contoh di media sosial, di sana arus informasi berjalan dengan sangat cepat, sehingga banyak sekali informasi atau pesan yang muncul lalu hilang begitu saja. Inilah mengapa Pebisnis Online harus lebih menonjol agar konten yang terbitkan di media sosial bisa menarik perhatian audiens.
Perkembangan Teknologi adalah Teknologi akan terus berkembang dari waktu ke waktu, dan perkembangan ini bisa membawa masalah baru bagi bisnis online. Sebaliknya, jika mampu beradaptasi dengan perkembangan tersebut, mungkin akan menemukan peluang-peluang baru yang bisa bermanfaat untuk bisnis online dalam jangka panjang.
Mengikuti tren digital juga penting bagi bisnis online. Fraud adalah saat ini sistem keamanan online sudah semakin canggih, penipuan dalam bisnis online masih banyak dijumpai Penipuan masih bisa terjadi akibat kurangnya kehati-hatian dalam berbisnis online,baik dari pihak pembeli maupun penjual.
Semakin banyaknya penipuan online, sedikit banyak dapat menurunkan tingkat kepercayaan konsumen dalam transaksi online, dan ini akan memberikan dampak tidak langsung kepada bisnis, Masalah Finansial adalah masalah ini biasanya muncul akibat ketidak disiplinan pelaku bisnis online dalam melakukan pencatatan. Bahkan tidak jarang ada bisnis online yang tidak melakukan pencatatan keuangan sama sekali, Karakteristik konsumen yang rumit.
Dalam menjalankan bisnis online, Kita akan menjumpai berbagai tipe konsumen dari berbagai latar belakang yang berbeda, dan tidak semuanya bisa kooperatif. Menciptakan bisnis online yang sukses bukan tugas mudah. Tak peduli seberapa bagus atau uniknya produk dan layanan pebisnis online.
Pebisnis online tetap perlu berkompetisi dengan banyak bisnis lain untuk mendapat perhatian audiens target. Di luar sana menjadi dunia kompetisi yang sebenarnya, dan siapapun ingin menghasilkan uang. Dan untuk saat ini masa pandemic covid-19 bisnis online adalah cara yang baik dan peluang yang baik untuk menghasilkan uang jika dipergunakan dengan cara yang baik dan positif.
[…] reportase.tvOleh : Veta Lidya Delimah Pasaribu. S.E., M.M. (Dosen Fakultas Ekonomi, Universitas […]