Delapan Musim Gagal Panen, Petani Banyumas Gropyok Tikus

Reportase.tv Banyumas – Pemerintah Desa Kranggan, Kecamatan Pakuncen, Banyumas, Menggandeng Forum Komunikasi, Kecamatan, Polsek, Koramil, warga dan sejumlah ormas Peduli Petani, Jumat pagi (20/9/2019) menggelar Gropyok tikus masal.

Dengan menggunakan peralatan sederhana seperti cangkul, linggis, dan sebilah kayu, mereka melakukan pemberantasan dengan cara gropyok tikus.

Hasilnya ratusan hewan pengerat tersebut mati dalam lubang sementara yang berhasil keluar ditangkap warga dan di bunuh.

Areal seluas 10 Hektar lebih di Desa Kranggan Kecamatan Pakuncen selalu diserang hama tikus, kondisi itu mengakibatkan hasil panen petani setempat selama delapan musim menurun.

Salah seorang petani, Kasmo Komarudin menjelaskan, “kalau melihat padi seperti ini tidak bakalan panen, bahkan lima periode tidak panen, tiga periode lebih parah. Padi yg sudah keluar padi tidak bisa di panen.”

Selain Kasmo, seorang ibu rumah tangga Nani, yang juga ikut dalam acara gropyok tikus itu menuturkan, “saya nangkap tikusnya di pukul dengan sapu. Awalnya ekor tikus saya tarik, padahal saya tidak tahu cara berburu, mungkin hanya kebetulan saja.”

Dalam acara gropyok tikus itu, seluruh warga desa yag mayoritas petani ikut andil dalam membasmi hama tikus.

Sapraoto selaku Koordinator Penyuluh Pertanian Kecamatan menjelaskan, “didesa ini selama delapan musim tidak panen dan serangan tikus luar biasa, karena petani kurang pengendaliannya. Namun ada mitos jika ada petani membunuh satu tikus, takut nanti kawanan tikus akan datang lebih banyak. Padahal ini akan menambah populasi terus bertambah. Diharapkan ada gropyokan secara menyeluruh dengan wilayah lain agar tikus tidak berpindah.”

Pemberantasan dengan cara gropyokan ini sangat efektif, hanya saja tidak dibarengi wilayah lain, sehingga ditakutkan populasi bintang pengerat itu tidak terputus melainkan hanya berpindah.

Sementara itu Kades Kranggan, Romli Hariyadi mengungkapkan, “diharapkan gropyok tikus jangan hanya kali ini saja karena kasihan petani sudah mengalami gagal panen delapan musim. kali ini pemerintah desa menggandeng Dekompicam, warga dan sejumlah ormas.

Romli menambahkan, gropyok tikus ini dalam rangka ajang kepedulian petani, karena selama delapan musim hasil panen menurun. Pemberantasan dilakukan secara periodik, agar serangan tikus tidak meluas dan mengakibatkan turunnya hasil panen padi.

Dari kegiatan gropyokan tersebut berhasil diperoleh ratusan tikus yang kemudian dikumpulkan. Tikus-tikus hasil tangkapan kemudian dimusnahkan dengan cara di kubur. (Kus/Sfy)