
Oleh : Sugiyarto.S.E.,M.M (Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Pamulang)
Reportase.tv Pamulang – Niat baik pemerintah untuk membatasi pergerakan masyarakat selama libur idul fitri 1442H mulai terlihat semenjak Rabu ( 05/05/2021). Aparat keploisian mulai melakukan penyekatan di jalan tol dan jalan alteri.
Larangan mudik yang sudah di berlakukan mulai pada hari Kamis (06/05/2021) pukul 0.00 wib terlihat sangat efektif implementasinya dengan banyak kendaraan yang sudah di putar balik ke daerah asal.
Bahkan kendaraan yang di minta putar balik ke daerah asal telah mencapai puluhan 24.000 an karena tidak di lengkapi dokumen persyaratan mudik yang telah di tetapkan oleh pemerintah
Budaya mudik secara turun temurun yang di laksanakan oleh masyarakat muslim dan non muslim ini sudah menjadi rutinitas wajib setiap tahun.
Kadang kemacetan di perjalanan mudik menjadi bagian dari nikmat yang mereka rasakan bersama jutaan masyarakat lainya. Mudik memang menyenangkan bila di laksanakan dalam kondisi normal, suasana macet bisa menjadi bagian dari cerita selama mereka menempuh perjalanan mudik.
Jutaan orang melakukan pergerakan lintas propinsi secara bersamaan membuat tempat layanan umum seperti bandar udara, pelabuhan, terminal bus dan jalan raya penuh dengan orang yang akan menjalankan tradisi mudik. Penumpukan banyak orang di tempat umum inilah yang membuat kawatir pemerintah dapat menularkan virus covid-19
Banyak masyarakat urban memanfaatkan lebaran sebagai momen untuk bisa bertemu dengan orang tua di kampung halaman, apalagi banyak pemudik telah menerima tunjangan hari raya (THR) dari tempat mereka bekerja. Walaupun ada sebagian pemudik pulang karena terkena PHK dari perusahaan tempat mereka bekerja.
Faktor lain yang membuat mereka memilih untuk pulang kampung pada saat libur lebaran. pertama sebagian besar pemudik memiliki waktu libur pada musim lebaran dan ingin mengenang masa lalu di kampung halaman bersama teman masa kecil, dan yang kedua mereka ingin bertemu orang tua yang mereka cintai. Bahkan ada di antara mereka sudah menyusun agenda dari jauh hari hanya untuk sekedar mengenang kebersamaan mereka di waktu kecil. Memori kenangan inilah yang membuat masyarakat urban memiliki keinginan yang kuat untuk nekad mudik walaupun ada larangan dari pemerintah.
Tidak sedikit masyarakat nekat melakukan perjalanan mudik dengan berbagai cara untuk menuju kampung halaman. Bahkan mereka mencoba mengelabuhi petugas dengan menumpang mobil sayur atau naik mobil ambulance.
Tidak sedikit mobil pemudik dari Jakarta yang sudah sampai Jawa Timur di minta putar balik menuju daerah asal karena tidak bisa menunjukan dokumen persyaratan mudik yang sudah di tetapkan oleh pemerintah.
Kondisi penyebaran virus covid-19 varian baru yang sudah masuk Indonesia, harus di sikapi secara bijaksana oleh masyarakat untuk meningkatkan kesadaran pentingnya menjaga kesehatan individu dan lingkungan. Tindakan mencegah penyebaran virus covdi-19 lebih baik di bandingkan dengan melakukan pengobatan.
Semua masyarakat harus memprioritaskan kepentingan umum yang jauh lebih besar dalam menjaga stabilitas kesehatan masyarakat secara nasional dan kita kesampingkan kepentingan pribadi untuk mudik.
Umat Islam Indonesia merupakan populasi terbesar dunia seharusnya kita bisa memberikan contoh yang baik kepada masyarakat, bahwa saat ini sedang pandemic yang mengancam jiwa seluruh masyarakat.
Untuk keluar dari zona nyaman memang tidak mudah, tetapi siapapun di antara kita harus berusaha untuk bisa menyesuaikan diri dengan kondisi kehidupan normal baru.
Memanfaatkan kemajuan teknologi adalah sebagai salah satu cara untuk bisa tetap menjalin silaturahmi dengan keluarga . Walaupun ada yang berbeda, itu karena kita belum terbiasa dengan kehidupan normal baru.
Bebagi cerita kebahagian selama idul fitri bisa di lakukan secara virtual walaupun terasa berbeda, namun kita harus mencoba dan membiasakan diri menggunakan kemajuan teknologi untuk mempermudah kegiatan kita.
Banyak masyarakat yang tetap ingin mudik dengan menggunakan kendaraan roda dua memenuhi jalan raya dan membuat kemacetan sepanjang lima kilometer, akibat penyekatan yang dilakukan pihak kepolisian. Namun atas kewenangan yang di miliki oleh kepolisian, akhirnya pengendera motor di berikan diskresi untuk melewati pos penyekatan.
Sebaiknya seluruh masyarakat tetap waspada dan bisa menjaga diri serta berpartisipasi dalam memutus mata rantai penyebaran covid-19.
Teknologi memang tidak bisa mengganti kehangat silaturahmi secara langsung tatapan mata dan ekpresi wajah bahagia. Dalam Islam menjaga silaturahmi sangat di anjurkan bahkan jika orang tua kit ajika sudah wafat, maka anaknya keturunanya di sunahkan untuk tetap menyambung tali silaturahmi yang telah di bangun oleh orang tua semu.
Mari kita rayakan idul fitri 1442H dengan tetap menjalankan protokol kesehatan, Tuhan tidak akan pernha merubah keadaan suatu kaum, kalau kita tidak pernah mau berubah. (Sfy)