Optimis Potensi Lokal, Gubernur Khofifah Ajak Terapkan Innovative Financing Dalam Sertijab Wali Kota Dan Wakil Wali Kota Probolinggo

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa saat menghadiri Serah Terima Jabatan Wali Kota Probolinggo Aminuddin dan Wakil Wali Kota Probolinggo Ina Dwi Lestari

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa saat menghadiri Serah Terima Jabatan Wali Kota Probolinggo Aminuddin dan Wakil Wali Kota Probolinggo Ina Dwi Lestari


reportase.tv Kota Probolinggo – Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menghadiri Serah Terima Jabatan (Sertijab) Wali Kota Probolinggo Aminuddin dan Wakil Wali Kota Probolinggo Ina Dwi Lestari di Ballroom Paseban Sena, Kota Probolinggo, Senin, (3/3).

Dalam kesempatan ini, Gubernur Khofifah mengajak Wali Kota dan Wakil Wali Kota Probolinggo agar menerapkan _innovative financing_ melalui berbagai potensi lokal seperti industri bordir. Ia optimistis ekonomi kreatif dari sektor ini akan terus tumbuh ke depannya.

“Zaman almarhum Ibu Siti Hartinah atau yang akrab dipanggil Ibu Tien Soeharto langganan bordirnya  kota Probolinggo. Saya rasa potensi itu ada lalu bagaimana kemudian ada ekonomi-ekonomi kreatif yang memberseiringi,” ujarnya.

Khofifah menambahkan, _innovative financing_ salah satu referensi untuk membuka peluang bagi pemerintah dan masyarakat di Kota Probolinggo dengan memanfaatkan industri bordir.

“Ketika pergi ke Cina banyak wisatawan  membeli bordir bernuansa _great wall_. Kalau Bromo mau ambil seruni 1 atau 2, Bukit Teletubbies, ambil pasir berbisik betapa indahnya dan kita punya kemampuan itu,” ungkapnya.

“Kalau dulu desain susah, sekarang pakai _artificial intelligence_ (AI), ketemu Bromo bisa langsung menjadi desain bordir. Sekarang lebih mudah,” tambah Khofifah.

Menurut Khofifah, dinamika regional dan global bergerak cepat sekali. Maka _innovative financing_ bisa diterapkan antara lain melalui pengembangan industri bordir di Probolinggo. Sebab, _inovative financing_ bisa memberi harapan sumber pekerjaan bagi masyarakat sekaligus sumber PAD.

“_Basic skill_ masyarakat Probolinggo cukup kuat  untuk menyiapkan produk gift  ketika wisatawan dalam dan luar negeri datang,” tuturnya.

Khofifah menegaskan _innovative financing_ merupakan referensi yang bisa digunakan salah satunya melalui bordir. Menurutnya, inovasi tersebut mampu mempertahankan capaian kinerja yang sudah diraih Kota  Probolinggo, yakni turunnya angka kemiskinan dan meningkatnya Indeks Pembangunan Manusia (IPM).

Khofifah menyebut, angka kemiskinan jauh di bawah rata-rata provinsi dan nasional, yang mana tahun 2024 angka kemiskinan di Kota Probolinggo berada di angka 6,18 dan menjadikan Kota Probolinggo sebagai 10 Kab/Kota dengan persentase penduduk miskin terendah di Jawa Timur.

Sedangkan rata-rata IPM di atas provinsi dan nasional. Selama 2020–2024, IPM Kota Probolinggo rata-rata meningkat sebesar 1,32 persen per tahun, dari 74,81 pada tahun 2020 menjadi 77,79 pada tahun 2024.

“Model untuk bisa menyongsong Indonesia emas 2045 serta modal dasar bagi walikota dan wakil walikota untuk menggerakkan seluruh energi positif di kota Probolinggo,” tuturnya.

Lebih lanjut, Khofifah menyampaikan soal RPJMD kabupaten maupun kota harus _inline_ dengan RPJMD provinsi dan RPJMN. Artinya, kata dia, ada Asta Cita pemerintah pusat, Nawa Bhakti satya provinsi dan kemudian lima misi di Kota Probolinggo.

“Supaya apa yang menjadi program di tingkat pusat itu nendang karena semuanya _inline_,” pungkasnya. (sef)

No comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *