Pembelajaran Online Pasca Pandemi Covid 19 Berdampak Positif Bagi Pendidikan di Indonesia

Yulita Puji Lestari, Dosen Prodi Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan Universitas Pamulang. ( Foto/is )

Oleh : Yulita Puji Lestari
Dosen Prodi Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan Universitas Pamulang

Seiring dengan pesatnya perkembangan IT, globalisasi juga menjadi semakin pesat. Seperti diketahui bahwa Globalisasi membawa banyak budaya asing ke negara kita.

TI sering mengubah fungsinya menjadi alat budaya budaya asing tanpa kita sadari. Tetapi tidak seperti televisi, media cetak atau radio yang harus dipilih oleh pemerintah, itu berbeda dengan IT yang merupakan media yang tidak mengakui pembatasan antar negara. Banyak dari budaya asing ini berdampak negatif pada moral dan budaya bangsa kita.

Upaya peningkatan kualitas dan kuantitas yang mengusung nama pendidikan telah dilakukan oleh pemerintah. Di antara upaya yang dilakukan oleh pemerintah biasanya bersifat konstitusional untuk mendapatkan lulusan dari sekolah yang kompetitif dan siap bersaing secara global.

Jika dikaji dengan seksama, apa sebenarnya masalah inti dalam dunia pendidikan, yang dapat ditemukan sebagai disabilitas adalah proses belajar mengajar konvensional yang mengandalkan tatap muka antara guru dan siswa, dosen dengan siswa, pelatih dengan peserta pelatihan, namun ini adalah target yang mudah dan paling mudah menjadi target untuk suara-suara kritis yang menginginkan peningkatan kualitas di dunia pendidikan.

Ketidakefektifan adalah kata yang paling cocok untuk sistem ini, karena seiring dengan perkembangan zaman, pertukaran informasi menjadi lebih cepat dan lebih cepat, tetapi lembaga yang masih menggunakan sistem pengajaran tradisional ini (di tingkat sekolah menengah kami mempertimbangkan untuk memberikan informasi) sangat lambat dan tidak sejalan dengan perkembangan IT.

Sistem konvensional ini semestinya ditinggalkan sejak ditemukannya media komunikasi multimedia. Karena sifat Internet yang dapat dihubungi kapan saja, itu berarti siswa dapat memanfaatkan program pendidikan yang disediakan di Internet kapan saja sesuai dengan waktu luang mereka sehingga ruang dan kendala waktu yang mereka hadapi dalam menemukan sumber belajar dapat diatasi.

Dengan perkembangan pesat di bidang telekomunikasi, multimedia dan teknologi informasi; mendengarkan ceramah, membuat catatan di atas kertas tentu sudah ketinggalan zaman. Arti IT untuk dunia pendidikan harus berarti ketersediaan saluran atau fasilitas yang dapat digunakan untuk menyiarkan program pendidikan. Namun, penggunaan TI di Indonesia baru saja memasuki tahap mempelajari berbagai kemungkinan untuk pengembangan dan penerapan TI untuk pendidikan.

Informasi yang diwakili oleh komputer yang terhubung ke internet sebagai media utama telah mampu memberikan kontribusi yang begitu besar bagi proses pendidikan. Teknologi interaktif ini menyediakan katalis untuk transformasi pasar menuju peran guru: dari informasi menjadi transformasi.

Setiap sistem sekolah harus moderat dengan teknologi yang memungkinkan mereka belajar lebih cepat, lebih baik, dan lebih pintar. Dan Teknologi Informasi adalah kunci untuk model sekolah masa depan yang lebih baik. Namun upaya anak-anak bangsa juga terus dilakukan untuk mengejar ketertinggalan bangsa Indonesia dalam hal menyampaikan proses pendidikan dengan menggunakan IT.

Sebagai contoh, Telkom, Indosat, menyatakan kesiapan mereka untuk mengembangkan IT untuk pendidikan di Indonesia, dimulai dengan proyek percontohan. Telkom menyatakan akan terus meningkatkan dan meningkatkan kualitas infrastruktur jaringan telekomunikasi yang diharapkan menjadi tulang punggung pengembangan dan penerapan TI untuk pendidikan dan implementasi lainnya di Indonesia. Bahkan, sekarang Telkom mulai mengembangkan teknologi yang memanfaatkan ISDN (Integrated Sevices Digital Network) untuk memfasilitasi teleconference sebagai aplikasi pembelajaran jarak jauh.

Banyak aspek dapat diusulkan untuk dijadikan alasan untuk mendukung pengembangan dan penerapan TI untuk pendidikan dalam kaitannya dengan peningkatan kualitas pendidikan nasional Indonesia. Salah satu aspek adalah kondisi geografis Indonesia, dengan banyak pulau yang tersebar dan kontur permukaan bumi yang tidak bersahabat, biasanya diusulkan untuk mempromosikan pengembangan dan penerapan TI untuk pendidikan.

TI sangat mampu dan diperjuangkan untuk menjadi fasilitator utama untuk meratakan pendidikan di nusantara, karena TI yang mengandalkan kemampuan belajar jarak jauh tidak lepas dari ruang, jarak dan waktu. Demi mencapai daerah-daerah yang sulit, aplikasi ini diharapkan dapat dilakukan sesegera mungkin di Indonesia.

e-Education, istilah ini mungkin masih asing bagi masyarakat Indonesia. e-education (Pendidikan Elektronik) adalah sebutan untuk penggunaan IT di bidang Pendidikan. Internet membuka sumber informasi yang tadinya sulit diakses. Akses ke informasi bukan masalah lagi. Perpustakaan adalah sumber informasi yang mahal.

Pesatnya perkembangan TI, terutama internet, memungkinkan pengembangan layanan informasi yang lebih baik di lembaga pendidikan. Pasca pandemi covid 19 masuk ke indonesia yang kemudian pertengahan maret 2020 untuk menekan angka penderita Covid 19, pemerintah provinsi dan pemerintah daerah menghasilkan kebijakan dalam dunia pendidikan yaitu meniadakan sementara pembelajaran tatap muka diganti dengan pembelajaran online baik tingkat sekolah maupun tingkat perguruan tinggi, diwujudkan dalam suatu sistem yang disebut electronic university (e-University).

Pengembangan e-University bertujuan untuk mendukung penyelenggaraan pendidikan, sehingga perguruan tinggi dapat menyediakan layanan informasi yang lebih baik kepada komunitasnya, baik didalam maupun diluar perguruan tinggi tersebut melalui internet. Layanan pendidikan lain yang bisa dilaksanakan melalui sarana internet yaitu dengan menyediakan materi kuliah secara online dan materi kuliah tersebut dapat diakses oleh siapa saja yang membutuhkan.

DiLingkungan Akademis Pendidikan Indonesia yang sudah mengenal dan akrab dengan Implikasi IT di bidang Pendidikan adalah universitas pamulang. Di universitas pamulang setiap Fakultas yang terdapat di Unpam memiliki jaringan yang dapat di akses oleh masyarakat, memberikan informasi bahkan bagi yang sulit mendapatkannya karena problema ruang dan waktu.

Hal ini juga tentunya sangat membantu bagi calon mahasiswa maupun mahasiswa atau bahkan alumni yang membutuhkan informasi tentang biaya kuliah, kurikulum, dosen pembimbing, atau banyak yang lainnya, terlebih pada saat seperti ini pandemi covid 19 dimana pemerintah mengeluarkan kebijakan menjaga jarak dengan sesama.

Pada tingkat pendidikan SMU di tangerang selatan implikasi IT juga sudah mulai dilakukan walau belum mampu menjajal dengan implikasi-implikasinya pada tingkatan pendidikan lanjutan. Di SMU ini rata-rata penggunaan internet hanyalah sebagai fasilitas tambahan dan lagi IT belum menjadi kurikulum utama yang diajarkan untuk siswa.

IT belum menjadi media database utama bagi nilai-nilai, kurikulum, siswa, guru atau yang lainnya. Namun prospek untuk masa depan, penggunaan IT di SMU cukup cerah, terlebih pasca pandemi covid 19 yang juga memberlakukan setiap sekolah melakukan pembelajaran online seperti Contoh Kemdikbud memiliki portal media pembelajaran online bernama Rumah Belajar yaitu https://belajar.kemdikbud.go.id/Dashboard/ , kemudian ada juga pembelajaran yang dapat dilakukan guru dan murid yaitu ruang ruru dengan siswa akses https://ruangguru.com/.

Situs ini dimaksudkan untuk pengembangan pendidikan agar pembelajaran tidak vakum dalam kondisi pandemi 19 saat ini, dan untuk menyajikan sumber daya publik dan jaringan komunikasi (forum) untuk administrator sekolah, pendidik, dan siswa.
TI dan Internet memiliki banyak manfaat, tetapi ada beberapa kendala di Indonesia yang menyebabkan TI dan Internet tidak dapat digunakan secara optimal. Kesiapan pemerintah Indonesia masih dipertanyakan dalam hal ini.

Salah satu penyebab utama adalah kurangnya ketersediaan sumber daya manusia, proses transformasi teknologi, infrastruktur telekomunikasi dan perangkat hukumnya yang mengaturnya. apakah infrastruktur hukum yang melandasi operasional pendidikan di Indonesia cukup memadai untuk menampung perkembangan baru berupa penerapan IT untuk pendidikan ini.

Selain itu masih terdapat kekurangan pada hal pengadaan infrastruktur teknologi telekomunikasi, multimedia dan informasi yang merupakan prasyarat terselenggaranya IT untuk pendidikan sementara penetrasi komputer (PC) di Indonesia masih rendah. Sementara itu tempat akses Internet dapat diperlebar jangkauannya melalui fasilitas di kampus, sekolahan, dan bahkan melalui warung Internet.

Hal ini tentunya dihadapkan kembali kepada pihak pemerintah maupun pihak swasta; walaupun pada akhirnya terpulang juga kepada pemerintah. Sebab pemerintahlah yang dapat menciptakan iklim kebijakan dan regulasi yang kondusif bagi investasi swasta di bidang pendidikan. Namun sementara pemerintah sendiri masih demikian sedikit untuk mengalokasikan dana untuk kebutuhan pendidikan.

Saat ini baru beberapa Institut-institut pendidikan yang memiliki fasilitas untuk mengakses jaringan IT yang memadai. Padahal masih banyak institut-institut pendidikan lainnya yang belum diperlengkapi dengan fasilitas IT.

Harapan kita bersama hal ini dapat diatasi sejalan dengan perkembangan telekomunikasi yang semakin canggih dan semakin murah.