Reportase.tv Jatim – Menyusul melonjaknya jumlah kasus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada hewan ternak di Jatim dalam dua pekan terakhir, Tim BPBD Jatim bersama Dinas Peternakan dan Pemkab Tuban menggelar aksi penyemprotan disinfektan di wilayah perbatasan Jawa Tengah, Kamis (19/1/2023).
Kegiatan kolaboratif untuk mencegah penyebaran virus PMK hewan ternak ini dilangsungkan di lokasi pasar hewan Jatirogo, Desa Sugihan Kec. Jatirogo yang merupakan pasar hewan di wilayah perbatasan Jatim-Jateng.
Selain di Pasar Hewan Jatirogo, penyemprotan juga dilangsungkan di Pasar Hewan Kerek Desa Margomulyo, Kec. Kerek dan Pasar Hewan Semanding Desa Gedongombo Kec. Semanding yang juga menjadi jalur perdagangan hewan ternak Jatim-Jateng.
Kalaksa BPBD Jatim Gatot Soebroto SE MPSDM di sela acara penyemprotan disinfektan ini menyatakan, aksi kolaborasi penyemprotan PMK ternak ini sengaja dilangsungkan di wilayah perbatasan karena peningkatan kasus PMK selama ini rentan terjadi di wilayah perbatasan.
Karenanya, ia mengerahkan Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD untuk membantu upaya pencegahan penularan virus PMK dengan penyemprotan disinfektan di daerah rentan.
Kadis Peternakan Jatim, Ir. Indiariani juga mengamini jika penyemprotan disinfektan saat ini dilangsungkan untuk mengendalikan laju kasus PMK yang terus melonjak sejak awal Januari lalu.
Hingga update data per 17 Januari, ia mengatakan jumlah ternak sapi yang terinfeksi telah mencapai sekitar 185 ekor dengan dengan jumlah kematian sebanyak 3 ekor.
Karena itu pula, selain aksi penyemprotan disinfektan Dinas Peternakan Jatim juga akan melakukan vaksinasi kepada hewan ternak di wilayah perbatasan.
“Kita akan sosialisasikan itu kepada pengelola pasar, pedagang, dan para peternak. Sebab, dari kasus sebelumnya, mayoritas hewan yang terinfeksi adalah hewan yang belum divaksin,” terangnya.
Hadir juga dalam kegiatan ini, perwakilan Bakorwil Bojonegoro, Kalaksa BPBD Kab. Tuban Drs Sudarmaji MM, Kadis Peternakan Kab. Tuban, Satpol PP Tuban, pengelola pasar sasaran dan sejumlah pejabat di lingkungan BPBD Jatim.
Rencananya, kegiatan pengendalian kasus PMK ternak ini akan terus berlanjut ke daerah-daerah yang terindikasi mengalami lonjakan kasus. (sfy)