Reportase.tv Bondowoso – Salah satu sistem tanam padi tradisional yang masih dilestarikan oleh para petani nusantara adalah Jajar Legowo (Jarwo), yang mana Kelompok Tani Sumber Rejeki Traktakan Bondowoso Jawa Timur hingga saat ini masih memakainya.
Secara rutin, sistem Jarwo ini dilakukan Poktan Sumber Rejeki dengan swadaya, seperti saat tanam serentak pada Jumat 15/10 lalu di area persawahan depan Perumahan Karisma Traktakan Bondowoso.
Acara yang dihadiri Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Bondowoso, Hendri Widotono, dan Ketua DPD Perempuan Tani HKTI Jatim, Dr. Lia Istifhama tersebut bekerja sama dengan Formulator Sijenta dan Corteva.
Dikonfirmasi melalui jaringan seluler, Kadis Pertanian Bondowoso menyampaikan harapan atas penggunaan sistem jajar legowo, “kalau untuk wilayah Bondowoso, system jajar legowo cocok dan berhasil meningkatkan produktivitas pertanian. Itu sebabnya petani di sini rutin menggunakan sistem tersebut. Peranakan tumbuh dengan baik dan banyak daripada system lainnya. Semoga system Jarwo yang dilaksanakan petani saat ini, juga berhasil meningkatkan hasil panen,”ungkap Hendri Widotono, Selasa 26/10/2021.
Sedangkan Ning Lia menyampaikan bahwa, “sistem jajar legowo sesuai pengalamannya saat turun ke petani, sangat efektif. Namun, tetap harus memperhatikan kondisi geografis, yaitu tekstur tanah dan karakter wilayah setempat,” ujarnya.
Sistem tanam Jajar Legowo merupakan sistem penanaman padi di Indonesia yang dilakukan dengan cara mengatur jarak antara benih pada saat penanaman. Oleh banyak petani, sistem ini telah terbukti dapat meningkatkan hasil padi dibanding dengan penggunaan sistem tradisional lainnya.
Merupakan salah satu komponen teknologi dalam Inovasi Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) yang dihasilkan oleh Badan Peneltian dan Pengembangan Pertanian, pola tanamnya adalah dengan mengatur baris tanaman kemudian diselingi satu barisan kosong, sehingga terlihat lorong yang luas memanjang di barisan tanaman.
Dengan kata lain, sistem tanam jajar legowo adalah cara tanam dimana diantara barisan terdapat lorong yang luas (dikosongkan) dan memanjang secara berselang.
Sistim tanam jajar legowo dapat diterapkan pada beberapa komuditi tanaman pangan salah satunya tanaman padi. Penerapan sistim tanam jajar legowo pada tanaman padi mampu meningkatkan jumlah populasi tanaman lebih dari 160.000 per hektar, disebabkan adanya peningkatan intensitas sirkulasi sinar matahari dan udara pada bagian tanaman pinggir sehingga membuat proses fotosintetis/proses pembuatan makanan oleh tanaman dapat berjalan lebih baik. sistem ini telah terbukti dapat meningkatkan hasil tanaman dibanding dengan penggunaan sistem tanam lainnya.
Ukuran Jarak tanam yang digunakan pada tanaman padi dengan sisitim jajar legowo: (25×12,5×50) cm yakni: (25×25) cm antar rumpun dalam baris; 12,5 cm jarak dalam baris, dan 50 cm jarak antar barisan/lorong. Hindari penggunaan jarak tanam rapat seperti (20x10x40) cm atau lebih rapat lagi, karena akan menyebabkan jarak dalam baris sangat sempit. Pada sistim Jajar legowo yang paing familiar digunakan oleh petani adalah legowo 2:1 dan legowo 4:1.
Sistim tanam legowo 2:1 dapat meningkatkan jumlah populasi tanaman mencapai 33.31% sebanyak 213.300 rumpun tanaman per hektar dibanding sistim tanam pola tegel (25×25) cm. Polanya seluruh tanaman akan mendapatkan tanaman sisipan. Syarat penggunaan pola legowo 2:1 yang harus dipenuhi, antara lain:
Pertama, lahan tidak berteras/kemiringan lahannya < 25% (lebar petakan > 3 m).
Kedua, takaran pemberian pupuk di tambah 10-20% dari takaran pada cara tanam padi tegel
Ketiga, lahan di genang pada umur 7 hari setelah tanam untuk menekan pertumbuhan gulma jika tidak disemprot herbisida.
Keempat, barisan tanaman searah matahari.
Kelima, menggunakan bibit muda agar anakan lekas tumbuhan, sehingga cepat menutup permukaan tanah dan dapat menekan pertumbuhan gulma.
Sedangkan sistim tanam legowo 4:1, ada dua tipe yakni:
Pertama, cocok diterapkan pada kondisi lahan yang kurang subur, dengan menggunakan pola tanam legowo seluruh baris diberi tanaman sisipan. Pola ini mampu meningkatkan jumlah populasi tanaman mencapai 60% yakni sebanyak 256.000 rumpun tanaman per hektar dibanding sistim tanam pola tegel (25×25) cm.
Kedua, menggunakan pola tanam legowo yang hanya memberikan tambahan tanaman sisipan pada kedua barisan tanaman pinggir. Pola ini cocok diterapkan pada kondisi lahan yang memiliki tingkat kesuburan tanah yang tinggi dan mampu meningkatkan jumlah populasi 6,67 % (170.667 rumpun/per hektar) dari sisitim tanam pola tegel (25x 25 ) cm, selain itu tanaman lebih kokoh sehingga mampu meminimalkan resiko kerebahan selama pertumbuhan.
Dari segi keuntungan sistem tanam jajar legowo, antara lain:
Pertama, terdapat ruang terbuka yang lebih lebar diantara dua kelompok barisan tanaman yang akan memperbanyak masuknya cahaya matahari ke setiap rumpun tanaman, sehingga meningkatkan aktivitas fotosintesis dampaknya terjadi peningkatan produktivitas tanaman.
Kedua, memudahkan petani dalam pengelolaan usahataninya seperti: pemupukan susulan, penyiangan, pelaksanaan pengendalian hama dan penyakit (penyemprotan), serta memudahkan dalam mengendalikan hama tikus.
Ketiga, meningkatkan jumlah tanaman pada kedua bagian pinggir untuk setiap set legowo, sehingga berpeluang untuk meningkatkan produktivitas tanaman akibat peningkatan populasi.
Keempat, sistem tanaman berbaris ini juga berpeluang bagi pengembangan sistem produksi padi-ikan (mina padi) atau parlebek (kombinasi padi, ikan, dan bebek).
5. Meningkatkan produktivitas padi hingga mencapai 10-15%. (Sfy)