Sanggar Bumi tarung, Sampai Batas Tarung!


Sanggar Bumi Tarung adalah sebuah sanggar tua tetapi menolak menjadi renta yang bersiap melaksanakan pameran mereka yang ke-5 di Galeri Nasional Jakarta. Dalam pameran bertajuk “Sampai Batas Tarung” ini, Sanggar Bumi Tarung kembali mengingatkan pentingnya daya tarung dan estafet semangat juang para perupa sebagai pelanjut angkatan. Berdasar pada kuratorial karya para perupa Sanggar Bumi Tarung yang dipamerkan serta karya perupa muda sebagai pendamping, Pameran SBT ke-5 ini disiapkan sebagai rangkaian terakhir dari perjalanan berkarya SBT. Pameran ini juga akan menampilkan lebih banyak karya dengan melibatkan karya-karya para perupa SBT yang sudah meninggal, yaitu Muryono, Suhardjijo Pudjonadi, Isa Hasanda, Puji Tarigan, Joko Pekik, dan Amrus Natalsya sertaperupa SBT yang masih ada, seperti Misbach Thamrin, Gumelar dan Gultom. Juga karya-karya perupa muda yang akan meneruskan estafet perjuangan Sanggar Bumi tarung terutama dalam semangat juangnya.

Sebagai informasi, pertama kali Bumi Tarung berpameran pada 1962 di Balai Budaya, Jakarta pada 12–19 Oktober 1962 di Jalan Gereja Theresia, Menteng mereka menggelar pameran dengan jumlah 35 lukisan yang berasal dari 14 pelukis anggota Sanggar Bumi Tarung. Setelah Orde Baru, Bumi Tarung dapat kembali berpameran secara kolektif pada 2008 dan 2011 di Galeri Nasional, Jakarta.

Pameran di Galeri Nasional, 21 Juni – 12 Juli 2024 ini akan menjadi pameran mereka untuk terakhir kalinya sebagai Sanggar Bumi Tarung. Kini para seniman yang tersisa dari Bumi Tarung tinggal Tiga orang. Mereka bertiga adalah Misbach Tamrin (83), Gultom (84), dan Gumelar (81). Namun demikian, hanya tinggal Misbach Tamrin seorang yang bisa disebut masih sehat dan bisa leluasa bergerak untuk menemui kawankawannya dan mengupayakan tergelarnya pameran ini.

Misbach Thamrin, menyampaikan, “Pameran seni rupa “Sampai Batas tarung” adalah pameran yang akan menjadi penanda terakhir pertarungan yang lebih dari setengah abad telah dijalani perupa Sanggar Bumi Tarung.”

“Kali ini, kami mengajak perupa muda yang akan meneruskan perjuangan Sanggar Bumi Tarung ke depan. Perjuangan tanpa kenal lelah dalam mewarnai dunia seni rupa di Indonesia” Misbach Thamrin melanjutkan.

Misbach Tamrin telah mewakili seluruh elemen Bumi Tarung, baik yang masih ada seperti Gultom dan Gumelar, maupun mereka yang telah berpulang, untuk menunaikan perjuangan hingga batas akhirSanggar Bumi Tarung. Pameran ke-5 ini juga menandai keberlanjutan kepada perupa muda yang mendampingi. Bumi Tarung tidak berhenti, namun dapat terus menyala, terwariskan, dan terus dihidupkan oleh anak-anak muda kini dan esok.

No comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *