Selain Surplus Hasil Panen, Distan dan KP Jatim Antisipasi Dampak Hidrometologi

Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Jatim, Dr. Ir. Heru Suseno, MT saat bersama petani Nganjuk beberapa waktu lalu

Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Jatim, Dr. Ir. Heru Suseno, MT saat bersama petani Nganjuk beberapa waktu lalu


reportase.tv Surabaya – Surplusnya hasil panen sekitar 2,8 juta ton yang mana jumlah tersebut masih bisa memenuhi kebutuhan libur natal dan tahun baru dan bisa memenuhi kebutuhan provinsi lain diungkapkan Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Jatim Heru Suseno.

“Rata-rata konsumsi masyarakat Jatim selama November – Desember mencapai 3.234.700 ton. sedangkan luas panen padi hingga akhir tahun 2024 adalah 1.673.102 hektare dengan hasil produksi padi 9.475.071 ton. Dari jumlah padi itu, jika dijadikan beras menjadi 6.073.521 ton, artinya ini masih surplus sekitar 2,8 juta ton,” ujar Heru Jum’at 1/10/2024.

Selanjutnya Heru juga menjelaskan terkait musim hidrometologi pihaknya berharap tidak terjadi bencana alam yang mengakibatkan gagal panen.”Kalau misal terjadi bencana dan gagal panen, kami sudah menyiapkan asuransi bagi petani yang lahannya terdampak,” katanya.

Untuk itu Pemprov Jatim bergerak cepat agar ketahanan lumbung pangan nasional tetap terjaga dengan menggelontorkan berbagai bantuan untuk petani berupa pupuk gratis, alat dan mesin pertanian (alsintan), hingga asuransi gagal panen.

Bantuan pupuk cair sebanyak 99.155 liter senilai Rp9 miliar lebih juga didistriusikan kepada 620 kelompok tani seluruh Jatim. Jumlah itu, kata Heru, belum termasuk bantuan pupuk gratis untuk tanaman perkebunan yang setiap tahun didistribusikan,“pupuk subsidi itu dari pemerintah pusat. Tapi kami pernah memberikan pupuk gratis kepada petani,” ujar Heru, Rabu (9/10/2024).

Selain itu, bantuan Alsintan juga diberikan setiap tahun kepada kelompok tani, seperti alat transplanter, hand traktor, dan pompa air. Total ada 1.500 unit lebih alat yang diberikan, kepada ribuan kelompok tani.

Kemudian Pemprov Jatim bersama Kementerian Pertanian juga memberikan jaminan ansuransi bagi petani yang mengalami gagal panen. Jika petani sawahnya mengalami 70 persen kerusakan maka mendapat jaminan Rp6 juta per hektare,“sejak 2019, klaim ansuransi tersebut dimanfaatkan oleh 2,3 juta petani di Jatim dengan total luasan lahan lebih dari 1,5 juta hektare,” tuturnya.

Heru mengatakan, semua upaya tersebut telah membuahkan hasil dan menempatkan Jatim sebagai produsen padi terbesar di Indonesia.

Kadis Pertanian Jatim itu menyebut, sejak 2020 – 2023, Jatim berkontribusi sebesar 17,99 persen terhadap produksi padi nasional.Capaian produksi padi Jatim pada 2023 mencapai 9,7 juta ton-gkg atau setara dengan beras sebesar 5,6 juta ton.

Pemprov Jatim telah menyiapkan berbagai program menuju pertanian presisi dengan penggunaan varietas unggul atau produksi tinggi dan tahan kekeringan/banjir yang bermutu dengan masa tanam lebih cepat.

Selain itu juga optimalisasi infrastruktur pertanian, terutama berkaitan produksi padi, seperti jaringan irigasi dan penyesuaian pola tanam dan pengelolaan tanaman pangan. (sef)

No comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *