
Reportase.tv Malang – Evaluasi dan pengamatan tanaman padi dilakukan Perempuan Tani (Pertani) Himpunan Kelompok Tani Indonesia (HKTI) Jawa Timur di desa Bokor, kecamatan Tumpang, kabupaten Malang, pada Rabu, 1/9/2021.
Hal tersebut dilakukan Pertani HKTI Jatim setelah melaksanakan acara Tandur bersama, dengan Kelompok Tani (Poktan) Subur 1 yang didampingi tim Biotani pada tanggal 17 Agustus 2021 lalu.
Ketua DPD Pertani HKTI Jatim, Lia Istifhama menjelaskan, bahwa kegiatan tersebut merupakan lanjutan program dampingan yang dilakukan Pertani HKTI Jatim di kabupaten Malang.
“Komitmen kami dalam penguatan spirit agraris melalui peran CANTIK (Cerdas, Inovatif, dan Kreatif) tetap kami wujudkan secara nyata, salah satunya adalah intensitas kami melakukan dampingan pada petani secara berkelanjutan, terutama dalam peningkatan produktivitas yang sekaligus menurunkan biaya saprodi yang dikeluarkan petani sejak masa tandur hingga panen,” ujar perempuan yang akrab dipanggil Ning Lia Istifhama saat dikonfirmasi.
Selain itu, Ning Lia Istifhama juga menambahkan, bahwa harapannya kelak akan terwujud padi yang menggunakan pupuk hayati Biotani menjadi beras dengan karakter ‘SUBUR,’ yakni Sehat, Utuh, Besar, Unggul dalam pemasaran dan Ramah lingkungan.
“Harapan kami saat petani menggunakan pupuk hayati Biotani, maka padinya kelak menjadi cikal bakal beras SUBUR, sesuai identitas Poktan disini, yaitu Subur 1. Subur adalah beras Sehat, Utuh, Besar dan Unggul dalam pemasaran serta Ramah lingkungan. Karena penggunaan pupuk hayati organik tidak menyisakan bahan kimia yang merusak lingkungan sekitar pertanian,” ujarnya.
Senada dengan Ning Lia Istifhama, ketua Pertani HKTI kabupaten Malang, Yuliana Riamah menyampaikan syukur karena Poktan dampingannya menunjukkan keberhasilan jelang masa panen yang akan dilakukan pada Oktober mendatang.
“Kami bersyukur, meski secara swadaya masih mampu turut serta membantu petani, ini membuktikan bahwa Perempuan Tani Jatim beserta jajaran terus bergandengan tangan dengan DPC-DPC untuk mewujudkan karya-karya nyata, yaitu ikut membantu menyejahterakan masyarakat, khususnya para petani,” kata Yuliana.
Evaluasi dan pengamatan tanaman padi itu juga dihadiri Ketua Pertani HKTI Kota Batu l, Mardi Setia Ningsih dan Ketua Pertani HKTI Kota Malang, Jumiati, Sedangkan dari Kepengurusan Pertani HKTI Jatim terlihat Siti Fatimah, Enny Hayati, dan Evana.
Pembina Poktan Subur 1, Saiful mengatakan, bahwa manfaat dari penggunaan paket pupuk organik Biotani bisa memulihkan padi yang terkena hama menjadi pulih, bahkan hasilnya melebihi padi yang tidak terkena hama.
“Padi yang kami gunakan memang jenis unggul yaitu IR 64, namun di tengah masa tanam ada kendala, sehingga 2 minggu kami tidak melakukan pengawasan maupun tindakan apapun untuk tanaman padi, akibatnya, tanaman padi terkena penyakit hama wereng wangsit dan mengalami kerusakan parah. Kami kemudian menyampaikan pada tim Biotani dan mendapatkan beberapa saran, setelah menjalankan arahan dari mereka, ternyata penyakit padi bisa disembuhkan total dan tanaman tetap tumbuh segar bahkan lebih segar dibandingkan tanaman lain yang tidak kena penyakit,” kata Saiful.
Kisah Saiful tersebut membuat banyak petani heran dan takjub dengan khasiat dari pupuk cair serta pestisida dari Biotani, bisa memulihkan padi yang terkena hama kembali segar dan tumbuh lebih sehat.
Manager Biotani, Agus mengakui, bahwa terdapat petani dampingannya mengalami hal yang sama lantaran tidak menggunakan paket Biotani secara tepat dan rutin. Namun setelah kembali menggunakan paket Biotani seperti anjuran dan meninggalkan pupuk kimia, masalah yang mereka alami bisa terselesaikan, bahkan tanaman mereka mengalami peningkatan dalam hal produktivitas.
“Yang terpenting selain menggunakan rutin sesuai aturan pakai, adalah evaluasi dan pengamatan di tengah masa tanam, itulah yang menjadi tujuan kami hadir di tengah petani agar mereka mendapatkan ilmu dan hasil panen yang lebih baik,” pungkasnya. (Sfy)