Temui Petani Brebes, Luthfi – Yasin Janji Distribusi Pupuk Tepat Sasaran


Brebes – Pasangan bakal calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Tengah, Ahmad Luthfi – Taj Yasin menemui para petani di Kabupaten Brebes, Jawa Tengah. Kepada paslon ini, petani curhat soal pupuk subsidi yang susah dicari.

Para petani yang tergabung dalam ProGib Brebes, berkumupul di sebuah lapak bawang merah Desa Luwungragi, Kecamatan Bulakamba, Brebes. Sekitar pukul 11.30 WIB, rombongan Luthfi – Yasin datang dan langsung menyalami warga yang sudah menunggunya.

Beni Santoso, salah seorang petani dan pengusaha bawang merah mengatakan, sampai saat ini masih kesulitan dalam mendapatkan pupuk. Mewakili rekan rekan petani, Beni berharap, bila terpilih menjadi Gubernur, Ahmad Luthfi mau memperhatikan nasib petani di Jawa Tengah, termasuk di Brebes.

Keluhan kami sama dengan waktu Pilpres juga, petani kita untuk mendapatkan pupuk sangat susah. Harapan kami, Pak Luthfi mau memperhatikan nasib petani,” harap Beni disambut teriakan ratusan petani lainnya.

Masalah lain yang berkaitan dengan pertanian adalah soal stabilisasi harga. Beni menegaskan, pemerintah diminta turun saat harga bawang merah anjlok. Kemudian, lanjut Beni, pemerintah agar melakukan penelitian terkait produksi bawang agar bisa meningkat.

“Khususnya untuk petani bawang merah, di saat harga itu turun stabilisasi harganya itu bagaimana. Kemudian dari pemerintah Provinsi dengan Dinas Pertaniannya menurunkan litbang untuk meneliti agar produktivitas bawang merah di Brebes bisa meningkat lagi. Saat ini produktivitas di daerah kita ini turun drastis,” bebernya.

Merespon keluhan petani, Ahmad Luthfi mengatakan, dirinya berjanji akan melakukan pembenahan. Terkait soal pupuk subsidi, Luthfi menegaskan ketersediaanya sangat cukup. Hanya saja mekanisme pendistribusiannya harus dicarikan jalan keluarnya.

“Contoh misalnya, dalam kartu tani seseroang harus masuk kelompok tani. Padahal belum tentu semua masyarakat kita ikut kelompok tani. Kemudian apabila kartu tani terjadi kerusakan, prosesnya bisa sampai satu minggu. Padahal yang namanya tanaman tidak bisa menunggu seminggu keburu ga selesai,” rinci Luthfi.

“Kemudian, harus ada koordinasi pada saat pupuk masuk PPL tertentu, misal urea di PPL itu habis, kartu tani tidak bisa digunakan untuk ambil urea di PPL yang lain. Akhirnya petani kebingungan. Padahal pupuknya ada. Jadi tata kelola pupuk tingkat bawah yang belum dibenahi,” sambungnya.

No comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *